:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5280009/original/057138600_1752205167-WhatsApp_Image_2025-07-10_at_21.06.45.jpeg)
Liputan6.com, Jakarta Harapan perempuan Indonesia untuk mandiri secara ekonomi kini menemukan pijakan baru. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) pada 28 Juni 2025 resmi memperkenalkan Orange Bonds, sebuah inovasi finansial yang menjadi instrumen investasi sosial pertama di tanah air. Produk ini dirancang khusus untuk mendukung pemberdayaan perempuan ultra mikro yang selama ini kesulitan mengakses layanan perbankan.
Selama ini, banyak ibu-ibu tangguh di berbagai pelosok negeri berhasil mengelola usaha kecil dengan keterampilan mumpuni. Namun, keterbatasan akses permodalan kerap menjadi tembok penghalang untuk berkembang. Orange Bonds hadir sebagai jembatan yang menghubungkan para investor dengan mimpi jutaan perempuan untuk naik kelas dan berdiri di atas kaki sendiri.
“Ini bukan sekadar investasi, tetapi roda penggerak transformasi sosial,” tegas Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi.
“Kami ingin membuktikan bahwa pasar modal juga punya hati dan mampu menjadi kekuatan besar untuk mempercepat kesetaraan gender, selaras dengan tujuan global UN SDG 5.”
Skema penerbitan Orange Bonds
Orange Bonds diterbitkan dalam dua skema: Obligasi Konvensional Berwawasan Sosial senilai Rp6 triliun dan Sukuk Mudharabah Berbasis Syariah sebesar Rp10 triliun. Pada tahap awal, PNM sukses menghimpun Rp1 triliun dari obligasi dan Rp1,75 triliun dari sukuk.
Arief menekankan, dana yang terkumpul akan memperkuat program PNM Mekaar dan Mekaar Syariah, yang selama ini telah menjadi andalan bagi perempuan ultra mikro untuk berkembang. “Kehadiran PNM tidak hanya soal akses modal. Kami juga memberi pendampingan, pelatihan, hingga membantu pemasaran produk para nasabah binaan,” ujarnya.
Kisah pengusaha kuliner
Kisah Hosnia, seorang pengusaha kuliner bebek, menjadi bukti nyata. Sejak bergabung dengan PNM Mekaar pada 2017, ia kini mampu memperluas usahanya dan mendapat pembiayaan lanjutan melalui program PNM ULaMM dengan plafon yang lebih besar.
“PNM bukan cuma soal pembiayaan. Mereka mendampingi kami dengan pengetahuan dan solusi nyata untuk mengembangkan usaha. Itu sangat membantu saya,” kata Hosnia.
PNM berharap Orange Bonds menjadi momentum bagi pasar modal Indonesia untuk lebih inklusif sekaligus menjadi instrumen investasi yang memberi dampak sosial nyata, terutama bagi perempuan prasejahtera.