:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5264632/original/049335000_1750870081-IMG-20250625-WA0023.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Setiap daerah di Indonesia memiliki cara unik untuk menjaga dan merayakan akar budayanya. Mulai dari ritual adat hingga festival seni tahunan, tradisi ini tidak hanya memperkuat identitas lokal, tetapi juga menjadi penghubung dengan warisan leluhur.
Dalam beberapa tahun terakhir, pendekatan baru mulai dihadirkan melalui pameran seni dan program edukasi berbasis festival. Upaya ini bertujuan mengenalkan kembali kekayaan budaya kepada generasi muda tanpa menghilangkan esensi aslinya.
Di tengah meningkatnya minat wisatawan terhadap pengalaman budaya, Pesenggiri Festival 2025 hadir sebagai contoh nyata bagaimana tradisi lokal dapat dipadukan dengan seni kontemporer.
Diselenggarakan di Lampung Marriott Resort & Spa pada 20-21 Juni 2025, festival ini membawa tema “Mengayuh Bersama Selembar Samudra” dan menghadirkan pameran tapis kuno, karya seni eksklusif, serta berbagai aktivitas kreatif lainnya
“Pesenggiri Festival 2025 memancarkan pesona budaya Indonesia melalui berbagai kegiatan yang menyentuh akar tradisi dan seni lokal,” ujar Selphie Bong, founder Pesenggiri Festival 2025.
Menampilkan koleksi kain tapis kuno
Pameran utama menampilkan koleksi kain tapis kuno yang telah berusia ratusan tahun. Hasil kolaborasi dengan Roslina Daan dari Kalianda Tapis, koleksi ini menjadi sorotan karena sebagian besar belum pernah dipamerkan sebelumnya.
Selphie Bong juga menjadi kurator sekaligus penulis narasi untuk pameran ini, menggambarkan perjalanan perempuan penenun melalui karya mereka.
“Karya ini memberikan pandangan bagaimana perempuan meninggalkan desanya untuk pindah dari tempat ke tempat lain, mungkin karena bencana alam, gunung meletus, atau gempa bumi, memberikan pandangan ketika perempuan menaiki Biduk atau Kapal kayu membawa anak untuk bertahan hidup, tanpa tahu berapa lama mereka akan bersandar selamat, dan kita yang berhasil hidup zaman sekarang adalah keturunan para perempuan yang berhasil bersandar selamat,” jelas Selphie Bong.
Berbagai kegiatan menarik
Selain pameran tapis, festival ini juga menampilkan karya seni eksklusif dari Nyoman Nuarta, serta menghadirkan berbagai kegiatan menarik seperti Temu Rasa dan Rupa Market, kelas memasak bersama Chef Tony Azhari dan Devy Anastasia, hingga Sunset Painting Sundowner bersama Bill Mohdor.
Kolaborasi kreatif dengan ArtMoments dan Wedgewood melalui kelas melukis di atas keramik juga turut menyemarakkan acara.
Melalui Pesenggiri Festival, Selphie Bong berharap dapat membangun momentum baru bagi Lampung sebagai tuan rumah festival budaya yang berkelanjutan. Festival ini bukan hanya menjadi ajang memperkenalkan seni tradisional dan kekayaan budaya, tetapi juga jembatan bagi generasi muda untuk lebih memahami akar tradisi yang menjadi bagian penting dari identitas bangsa.